Makvee Story

Travel Enthusiast, Hotel Reviewer, and Food Lovers

  • Home
  • Travel
  • Kuliner
  • Hotel
  • Lifestyle
  • Contact Us


Kalau ada yang bilang jadi emak-emak itu enak, saya doakan semoga dia nyicip sehari aja hidup sebagai ibu rumah tangga yang juga freelance writer, content creator, manajer keuangan keluarga, admin grup WA RT, dan juga chef dadakan saat lauk habis. Karena di dunia ini, nggak ada pelatihan khusus buat jadi emak-emak. Yang ada cuma upgrade skill tiap hari sambil ngedumel lirih, "kok bisa ya nasi anget cepet hilang dari magic jar padahal aku belum makan."


Nah, di tengah hidup yang chaos kayak pasar malam pas diskon sepatu, saya ketemu soulmate. Bukan, bukan pangeran berkuda, tapi laptop. 


Tepatnya, ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA). Kalau biasanya cinta datang karena tatap pertama, kali ini datang karena kemampuan multitasking-nya yang lebih niat daripada saya masak empat menu saat ada tamu datang mendadak.

Teknologi AI: Karena Seorang Ibu Butuh Asisten, Bukan Tambahan Masalah
Punya anak tiga, suami yang kerja dari rumah, dan kerjaan freelance yang datangnya nggak kenal waktu, bikin saya butuh lebih dari sekadar laptop. Saya butuh sahabat digital yang tahan banting. 

Dan Zenbook S14 OLED ini bukan cuma tipis namun juga tahan banting. Diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz dengan 8 core dan 8 thread, ini laptop kayak punya otak lima. Bahkan lebih pintar dari saya pas ngitung cashback belanja.



Ditambah lagi dengan Intel® Arc™ Graphics dan chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU yang kecepatannya bisa mencapai 47 TOPS (bukan singkatan dari "Tolong Orang Pusing Sekali", ya), ini laptop emang niat bantu kerja. Apalagi dia diakui sebagai salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+ TOPS terbaik di kelasnya. Ini bukan jargon brosur, ini fakta yang bikin kerjaan saya kayak jalan tol lancar dan bebas hambatan.

AI Bukan Buat Hacker Doang, Tapi Juga Buat Emak-Emak



AI yang dimaksud di sini bukan kayak di film fiksi ilmiah yang bikin robot meledak atau ngambil alih dunia. 



AI-nya ASUS Zenbook ini justru kayak asisten pribadi. Fitur AI noise-cancellation di mikrofonnya bikin suara saya tetap terdengar bening saat Zoom meeting, bahkan ketika anak saya lagi konser dangdut dengan galon kosong.

Kameranya juga pinter, ada auto-framing biar muka saya tetap di tengah frame walau sambil sambil ngejar anak yang ngumpet di balik gorden. Bekerja jadi lebih manusiawi. Teknologi itu harus memudahkan hidup, bukan bikin tambah pusing. Dan ASUS ngerti betul itu.

Tipis, Ringan, Tapi Nggak Rapuh. Kayak Emak-Emak Tangguh


Dengan berat sekitar 1,2 kg, ASUS Zenbook S14 OLED ini bener-bener travel-friendly. Apalagi buat emak-emak yang ke mana-mana bawa tas gede isinya diapers, mainan, biskuit tumpah, dan cologne bayi. 

Masukin Zenbook ke tas? Gampang. Dan pas dibuka, layarnya OLED 14 inci-nya menyala cerah kayak hati emak pas tahu ada diskon 70% tanpa syarat.


Warna layar super tajam, nyaman di mata, dan sangat cocok buat saya yang sering ngedit foto, bikin desain, atau sekadar stalking mantan sambil bilang dalam hati, "syukurlah aku nggak jadi sama kamu."


Bodi aluminiumnya terasa premium, keyboard-nya empuk kayak bantal bayi, dan touchpad-nya luas. Saya nggak ngerti lagi harus bilang apa selain: ini laptop bikin saya ngerasa keren meski masih pakai daster batik.

Laptop yang Nggak Ngeluh, Walau Dipake Seharian
Saya tipe emak yang lupa cas laptop. Kalau laptop bisa ngomong, mungkin Zenbook ini udah bilang, "Aku capek mbak, tiduran dulu boleh nggak?" Tapi kenyataannya, dia nggak pernah rewel. Baterainya tahan lama, dan saya yakin banget pake ZenBook ini bisa kerja dari pagi sampai malam, dari nulis artikel sampai bikin invoice, tanpa perlu nyari colokan kayak detektif nyari motif.



Ini penting banget buat emak-emak yang kerja di kafe sambil ngawasin anak main, atau buat yang harus pindah-pindah ruangan karena sinyal WiFi rumah suka iseng ngilang.

Suara Jernih, Performa Ganas, dan Anti Drama
Speaker-nya yang Harman/Kardon itu bukan sekadar tempelan. Nonton video belajar, denger podcast parenting, sampai nyetel video lagu anak-anak, semua terdengar bening. Jadi kalau mau ikut webinar sambil masak, dan tetap bisa nyimak materi dengan jelas walau kompor lagi nyala bisaa banget


Performa keseluruhan? Ganas. 

Mau render video, buka file desain gede, atau editing konten Instagram, semua dilibas. Nggak ada drama loading lama atau hang mendadak. Kalau ini laptop jadi manusia, dia pasti tipe suami idaman yang sabar, sigap, dan nggak banyak protes.

Zenbook S14 OLED: Bukan Cuma Buat IT Geek, Tapi Juga Untuk Kita-Kita yang Hidupnya Multitugas
Kadang orang mikir laptop canggih itu cuma buat programmer, desainer profesional, atau anak startup yang kerjanya ngopi dan brainstorming. 



Padahal kenyataannya, emak-emak kayak saya juga butuh teknologi tinggi. Karena hidup saya multitugas. Di sela-sela ngurus anak, saya harus bikin konten, submit artikel, bikin laporan pajak, bahkan jadi editor buat suami yang nulis proposal sambil makan mie instan.

Zenbook S14 OLED hadir sebagai solusi. Dia bukan sekadar perangkat kerja, dia partner hidup. Partner yang bisa diajak kerja keras tanpa drama, nggak minta skincare mahal, dan tetap responsif meskipun diajak begadang tiap malam.

Kalau kamu masih ragu, bisa cek langsung di sini: Zenbook S14 OLED 
Lihat sendiri teknologi dan desainnya. Dan bersiaplah jatuh cinta, kayak saya.

Karena Emak pun Punya Hak untuk Produktif dan Keren
Teknologi itu bukan soal keren-kerenan. Tapi soal relevansi. Dan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) membuktikan bahwa teknologi AI bukan cuma buat masa depan, tapi buat hari ini. Untuk emak-emak, mahasiswa, dosen, bahkan siapa saja yang pengen produktif tanpa harus ribet.


Dengan fitur yang mendukung kerja pintar, desain premium yang ringan, baterai tahan lama, dan performa yang bikin semua kerjaan lancar, laptop ini adalah investasi yang pantas. Karena kita butuh partner kerja yang nggak cuma cepat, tapi juga ngerti kebutuhan kita.

Zenbook S14 OLED adalah bukti bahwa teknologi bisa memanusiakan. Dan buat saya, ini bukan cuma alat kerja. Ini cinta.

Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerien

Kalau kamu pikir tantangan terbesar seorang ibu tiga anak itu cuma soal menyuapin balita sambil nyuapin bayi, kamu belum kenal yang namanya  kulit kering ngambekan. Kulit saya, teman-teman, bukan sekadar kering biasa. Ini kulit yang gampang banget drama kalau bukan karena AC, ya karena deterjen, kadang juga karena pikiran (eh iya, stres tuh bisa bikin kulit makin sensi, lho).


Nah, di tengah hidup yang udah kayak sinetron stripping ini, saya akhirnya ketemu jodoh skincare yang bisa diajak kerjasama: Ceradan Ceramide-Dominant Skin Barrier Cream. Namanya emang panjang kayak judul skripsi, tapi efeknya pendek: "menenangkan." Bahkan kulit saya yang biasa ngamuk pun langsung diajak damai.

Cerita Dimulai Saat Wajahku Ngambek
Jadi gini, suatu pagi, saya ngaca dan merasa wajah saya ini udah kayak peta, ada daerah kering, daerah ngelupas, dan daerah merah yang selalu merasa tidak aman. Rasanya tiap kali pakai pelembab, kulit saya cuma kayak “oke, noted” tapi nggak benar-benar sembuh.

Setelah beberapa pencarian penuh doa (dan scroll e-commerce sampai tengah malam), saya nemu Ceradan. Katanya sih ini pelembab dominan ceramide dengan rasio ilmiah 3:1:1—ceramide, kolesterol, dan asam lemak bebas. Bahasa gampangnya, ini kayak trio superhero yang bisa ngebantu bangun kembali pertahanan kulit. Saya langsung mikir, “ya Tuhan, ini dia pasukan Avengers buat kulit saya!”

Tekstur, Rasa, dan Aroma: Lembut Seperti Doa Ibu

Begitu sampai, saya buka tubenya dan langsung senyum. Teksturnya creamy, lembut, tapi nggak lengket. Aromanya? Hampir nggak ada, dan itu saya suka karena kulit sensitif tuh kadang alergi sama pewangi yang niatnya manis tapi hasilnya pahit.

Begitu dioles ke kulit, rasanya... adem. Nggak kayak pelembab yang cuma duduk manis di permukaan, ini tuh kayak langsung masuk ke dalam dan bilang, “Tenang, saya di sini.” Efek lembapnya juga nggak instan ilang. Pagi dipakai, sorenya kulit masih adem, nggak ngelupas, dan nggak merah-merah. Bahkan area yang biasanya pecah-pecah kayak rel kereta api pun mulai mulus pelan-pelan.

Efek Samping? Cuma Bikin Saya Ingin Borong
Sudah dua minggu saya pakai Ceradan dua kali sehari. Hasilnya? Kulit saya nggak hanya kalem, tapi juga lebih plumpy, sehat, dan yang paling penting: nggak rewel. Saya bahkan bisa skip step skincare ribet dan cukup pakai ini sebagai base sebelum sunscreen. Anak saya sampai komentar, “Ibu sekarang mukanya nggak kayak kering musim kemarau.” Terharu.

Untuk ibu-ibu dengan kulit kering, sensitif, atau pernah eksim, ini bisa jadi penyelamat. Kandungannya juga nggak neko-neko. Ada jojoba oil, squalane, linoleic acid, dan tentu aja ceramide. Pokoknya, kaya akan nutrisi tanpa bikin drama.

Apakah Harganya Se-adem Efeknya?
Hmm, saya jujur. Harganya memang nggak masuk kategori “murah meriah di minimarket”. Tapi untuk ukuran pelembab yang beneran works, tahan lama, dan bisa dipakai untuk wajah dan tubuh, saya rasa ini investasi yang masuk akal. Apalagi kalau dibandingkan sama skincare berlapis-lapis yang bikin kulit tambah stres, Ceradan tuh simpel dan efektif.

Ceradan Itu Bukan Sekadar Krim, Tapi Pelukan untuk Kulit
Sebagai ibu tiga anak yang waktunya terbatas dan kulitnya gampang tersinggung, saya merasa. Ceradan adalah penemuan berharga. Bukan cuma menyelamatkan kulit, tapi juga menyelamatkan mood. Karena, jujur aja, kulit yang nyaman itu berpengaruh banget ke kepercayaan diri. Dan perempuan, bahkan setelah punya anak, tetap butuh merasa nyaman dengan dirinya sendiri.

Jadi, kalau kamu sedang mencari pelembab yang bisa diajak kerjasama jangka panjang, bukan yang manis di awal tapi ghosting di tengah jalan, Ceradan bisa jadi pilihan yang sangat bijak. Apalagi buat kamu yang sudah capek ditinggalin sama skincare yang cuma janji.

Sekian review jujur dari ibu yang sudah nggak bisa lagi main-main soal kelembapan kulit. Semoga kulitmu menemukan pelukannya, seperti saya menemukan Ceradan.


Kalau kamu pikir semua kurir hanya datang, tekan bel, dan pergi begitu saja, maka kamu belum kenal Kevin. Pria bertubuh ramping dengan kulit legam terbakar matahari ini sudah menjadi kurir JNE Kupang selama lebih dari lima tahun. Tapi di balik helm dan jaket biru merahnya, tersimpan cerita perjuangan yang kalau boleh dibilang lebih panas dari terik kota Kupang di bulan Mei.

Namanya sering terdengar di basecamp JNE di bilangan Oepura. “Itu Kevin, hafal semua rumah dari Oebobo sampai Lasiana!” kata rekannya, bercampur kagum dan sedikit heran. Bagaimana bisa seorang kurir hafal detail rumah sampai gang-gang kecil di kota yang kadang tidak semua jalan punya nama?

Kevin cuma tersenyum. “Kalau sudah jatuh cinta sama kerjaan, semua jadi kebiasaan,” katanya pelan.

SAT SET DI KOTA KARANG
Kupang bukan kota yang gampang buat kurir. Jalan bisa menanjak curam, rumah-rumah tersebar jauh, belum lagi sinyal GPS yang suka iseng hilang pas lagi buru-buru. Tapi Kevin punya prinsip: jangan pernah bikin penerima paket nunggu. Kalau bisa, sebelum ayam berkokok pun dia udah gas motor Supra Fit-nya.

“Saya anggap tiap paket itu penting. Bisa aja isinya obat orang tua, hadiah ulang tahun anak, atau alat praktik mahasiswa. Siapa saya untuk menunda kebahagiaan orang?” ucapnya, sambil merapikan daftar pengiriman.


Semangat Kevin ini memang #MelesatSatSet. Ia bukan cuma mengantarkan paket, tapi juga connecting happiness menghubungkan harapan satu ke lainnya, tanpa banyak drama. Bahkan ia mengaku pernah mengantar paket ke rumah pelanggan yang keluarganya tengah berduka. “Katanya, paket itu pesanan terakhir dari anaknya yang meninggal,” kenang Kevin, suaranya nyaris bergetar.

NGGAK SEKADAR NGANTAR, TAPI JADI TEMAN
Kevin bukan kurir biasa. Ia juga bisa jadi penerjemah hati. Ada ibu-ibu yang minta tolong dibacakan isi paket, bapak-bapak yang curhat tentang kiriman tak kunjung datang, hingga anak-anak kecil yang nunggu Kevin datang cuma buat lihat dia buka box besar penuh barang.

"Orang Kupang tuh hangat. Mereka cepat akrab. Kadang saya dikasih air, diajak duduk, malah ada yang suruh makan siang dulu sebelum lanjut kirim. Itu yang bikin saya betah," ujar Kevin sambil tertawa.

Tak heran kalau pelanggan Kevin hafal betul wajah dan motornya. Bahkan ada yang bilang, “Kalau JNE kirimnya bukan Kevin, rasanya kurang lengkap.”

JNE: LEBIH DARI SEKADAR JASA KIRIM
Dalam ulang tahun ke-34 ini, JNE membawa semangat baru lewat tema “Melesat Sat Set: Inspirasi Tanpa Batas”. Sosok seperti Kevin jadi bukti bahwa JNE bukan sekadar urusan logistik, tapi tentang semangat pelayanan yang sepenuh hati. Dari kantor pusat Jakarta sampai ke sudut kota Kupang, spirit #JNE34Tahun terus mengalir tanpa henti.

Dengan dukungan sistem tracking yang semakin canggih, layanan JTR dan YES yang makin luas jangkauannya, serta SDM seperti Kevin yang bekerja dari hati, JNE membuktikan bahwa connecting happiness bukan sekadar slogan, tapi napas hidup perusahaan ini.

INSPIRASI TANPA BATAS DI JALAN-JALAN KUPANG
Kevin hanyalah satu dari ribuan kurir JNE di seluruh Indonesia. Tapi dari kisahnya, kita belajar bahwa inspirasi tak harus berasal dari hal besar. Kadang, ia datang dari tawa anak kecil yang menerima boneka pesanannya tepat waktu, atau dari seorang ibu yang tersenyum karena obat dari anaknya sampai sebelum malam.

Itulah arti dari melesat sat set., melayani dengan gesit, sigap, dan sepenuh hati.

Terima kasih Kevin. Terima kasih JNE.
Karena di setiap paket, tersimpan harapan. Dan dalam setiap pengantaran, ada cinta yang diam-diam ikut dibonceng.

#JNE #ConnectingHappiness #JNE34SatSet #JNE34Tahun #JNEContentCompetition2025 #JNEInspirasiTanpaBatas

Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

A Travel Enthusiast, Hotel Reviewer, and Food Lovers. Terima kasih sudah berkunjung ke dunia kecil Makvee.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Review YATS Colony Jogja
  • Review Jujur Sate Ratu (Sate Kanak dan Sate Merah)
  • Review Jujur Staycation di The Alana Malioboro Hotel
  • Review Jujur Le Mindoni Cafe
  • Blogging: Mesin Waktu Paling Personal yang Pernah Aku Miliki
  • Ceradan dan Drama Kulit Keringku: Review Ibu Tiga Anak yang Kulitnya Nggak Bisa Diajak Kompromi
  • Laptop Tipis, Performa Ganas: ASUS Zenbook dan Revolusi Emak Produktif di Era AI
  • Review Lilmunch: Enak, Tapi Dompet Meringis
  • Sandang, Pangan, Papan: Tiga Serangkai Wasiat Ibu
  • SAT SET BERSAMA KEVIN: CERITA PERJUANGAN SEORANG KURIR JNE DI UJUNG TIMUR INDONESIA

Categories

Travel Kuliner hotel Travelling hotel review Hotel Jogja

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • Juli 2025 (1)
  • Juni 2025 (1)
  • Mei 2025 (5)
  • April 2025 (3)
  • Maret 2025 (13)
  • Mei 2024 (2)
  • April 2024 (1)
  • Maret 2024 (2)
  • Januari 2024 (1)
  • November 2023 (1)
  • Oktober 2023 (1)
  • September 2023 (2)
  • Mei 2023 (2)
  • April 2023 (1)
  • Maret 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Agustus 2022 (2)
  • Juni 2022 (2)
  • April 2022 (31)
  • Maret 2022 (5)
  • Februari 2022 (2)
  • Desember 2021 (1)
  • Juni 2021 (1)
  • Mei 2021 (3)
  • April 2021 (2)
  • Maret 2021 (2)
  • Februari 2021 (4)
  • Januari 2021 (2)
  • Desember 2020 (8)
  • November 2020 (3)
  • Oktober 2020 (3)
  • September 2020 (3)
  • Agustus 2020 (1)
  • Mei 2020 (1)
  • Maret 2020 (2)
  • Februari 2020 (7)
  • Januari 2020 (1)
  • Desember 2019 (2)
  • November 2019 (3)
  • Oktober 2019 (2)
  • Agustus 2019 (4)
  • Juli 2019 (5)
  • Juni 2019 (10)
  • Mei 2019 (27)
  • April 2019 (5)
  • Maret 2019 (2)
  • Februari 2019 (2)
  • Januari 2019 (1)
  • Desember 2018 (5)
  • November 2018 (1)
  • Oktober 2018 (2)
  • September 2018 (2)
  • Agustus 2018 (2)
  • Juni 2018 (2)
  • November 2017 (1)
  • Mei 2017 (1)
  • Februari 2017 (2)
  • September 2016 (1)
  • Februari 2016 (1)
  • Agustus 2015 (1)
  • Juli 2015 (1)
  • Juni 2015 (2)
  • Mei 2015 (4)
  • November 2014 (1)
  • Oktober 2014 (1)

Komunitas Blogger Jogja

Komunitas Blogger Jogja

BLogger Perempuan Network

BLogger Perempuan Network

Komunitas Emak Blogger

Komunitas Emak Blogger

Popular

  • Review Jujur Sate Ratu (Sate Kanak dan Sate Merah)
    Yummmmy Senja menyapa perutpun berbunyi, tanda tubuh bahwa saatnya makan. Teringat sate favorit yang berada di area Jogja Paradise. Cu...
  • Review Jujur Le Mindoni Cafe
    Hi Nongkrongers? Apa kabar? Aku harap kalian baik dan sehat ya. Sebagai high quality single, Makvee pasti sangat selow dan woles ka...

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template