Makvee Story

Travel Enthusiast, Hotel Reviewer, and Food Lovers

  • Home
  • Travel
  • Kuliner
  • Hotel
  • Lifestyle
  • Contact Us

 
Makvee minggu lalu baru saja berkunjung ke salah satu resto di kawasan gamping. ah kalian pasti sudah tahu nama resto ini. Yaaa Jambon resto yang sedang merayakan kebersamaan 14 tahun bersama warga sekitar. Sudah sejak pagi para peserta mancing ceria ini datang untuk memilih tempat yang nyaman untuk memancing.


Jambon resto juga tidak tanggung-tanggung memberikan dooprize tertinggi yang bisa dibawa pulang oleh pemancing yang beruntung adalah uang tunai sebesar Rp1.000.000,- dengan syarat bisa mendapatkan ikan maskot yang telah ditandai.

Memiliki lahan lebih kurang 1 hektar. Jambon resto lengkap memiliki berbagai macam ukuran aula untuk berbagai acara. Bisa untuk acara arisan, wedding, reuni, atau sekadar nongkrong di kedai kopi sambil mengerjakan tugas kuliah atau sekadar kongkow2 manja sambil merasakan keheningan di Jambon Resto.



Konsep rumah makan apung memang merupakan konsep awal sejak didirikannya Jambon resto. Makvee mau jujur sih kemarin itu Makvee baru kali pertama ke Jambon Resto huuuuu kemudian dihina netijen. Makvee juga gemas bukan main karena ketika datang di bagian parkiran depan ada peliharaan milik Bapak Susilo owner dari Jambon Resto yaitu monyet, burung, dan kucing-kucing lucu yang nampak goler-goler kekenyangan di dalam kandangnya.

Menurut Hera marketing Jambon Resto, Jambon Resto kini semakin memperbaiki layanannya juga fasilitas-fasilitas semakin ditingkatkan mulai dari wifi, colokan, tempat duduk dan masih banyak lagi fasilitas yang harapannya dapat membuat pelanggan lebih nyaman.


Selain itu ada kolam kecil di depan kedai kopi Jambon, berisi ikan-ikan therapy kaki. Makvee pun tak mau ketinggalan untuk menjajal sensasi geli-geli kesetrum dicucuk ikan. Biasanya di resto lain menerapkan minimal order untuk dapat menikmati fasilitas-fasilitasnya. Namun di Jambon Resto kita dapat menikmati berbagai fasilitas tanpa minimal order.
Gimana seru kan cerita Makvee jalan-jalan ke Jambon Resto. Kamu kapan? Jangan lupa ajak aku ya. Salam sehat stay happy :) :)




Teman-teman yeay Makvee kembali dengan cerita piknik seru. Kali ini Makvee jalan-jalan gemes ke Dieng Plateau salah satu destinasi wisata populer di jawa Tengah. Makvee hanya butuh waktu 1 hari untuk piknik ke Dieng ini. Keren kan ga perlu nginep. Eaaaaa.

Nah, Kawasan Dataran Tinggi Dieng adalah kawasan vulkanik aktif di Jawa Tengah. Kawasan ini berada di wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Nah Makvee pernah nanjak dan muncak ke Gunung Sindoro, Kawasan Dataran Tinggi Dieng ini tepat berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Dieng memiliki ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Jadi lumayan adem  apalagi Makvee yang emang mahluk tropis banget. Muehehehe

Makvee berangkat pagi bareng teman-teman Makvee. Pukul 06.00 WIB sudah berada di titik kumpul, sarapan kemudian memulai perjalanan. Perjalanan  saat itu Makvee rasakan cukup ekstrim, karena jalan terjal dan melewati pinggiran jurang. Makvee pikir ini melewati jalan alternatif .  Makvee penasaran dan membuka Google Maps dan ternyata memang jalur yang dipilih driver mobil saat itu memang melewati Route Jalan Ngadirejo. Kelebihan dari jalur ini adalah lebih cepat namun route tersebut cukup ekstrim jika kalian tidak terbiasa mengemudi di jalur naik turun.

Pas Makvee lihat memang  pada google map terlihat jarak tempuh lebih singkat. Makvee dan teman-teman satu mobil beberapa kali mengalami guncangan karena jalan yang memang tidak sebaik jalur utama. Jalur ini juga harus melewati pinggir-pinggir bukit tinggi yang menurut Makvee terjal dan curam belum lagi beberapa bagian jalan terlihat berlubang dan bergelombang.  Membuat perjalanan Makvee terasa seperti diayun ombak. Saran Makvee kalau kalian baru pertama kali mau menuju Dieng dan memutuskan untuk mengendarai Mobil sendiri, jangan melewati jalur tersebut, karena jalur tersebut butuh jam terbang yang tinggi.

Lagipula perbandingan jam tiba di Dieng tidak terlalu jauh, Kalau lewat jalur Ngadirejo bisa ditempuh dalam waktu 3 jam. Lalu, kalau lewat jalur Kota Purworejo atau Magelang memakan waktu 4 jam dan tentunya kalau lewat jalur kota jalannya lebih baik. 

Yess, Akhirnya sampai di Gerbang Dieng perjuangan menahan mual telah berakhir ahhahaha. Makvee langsung menuju tulisan besar bertuliskan Welcome To Dieng, Makvee pun tak mau kehilangan moment untuk berfoto bersama teman-teman Makvee disana (ikut-ikutan orang lain yang juga antri foto disana)

Lanjuuuuut;

Tempat Pertama yang Makvee dan teman-teman Makvee kunjungi adalah

1. Candi Arjuna

Di portal masuk sudah membayar per-orang Rp18.000,- dan juga parkir mobil Rp5.000,- Ketika kami datang cuaca sedang berkabut, dan di beberapa bagian Candi Arjuna juga sedang ada pemugaran dan perbaikan.  


Jadi setelah mengantri lama Makvee dan teman-teman berfoto ria di depan Candi Arjuna. Mengenai Candi Arjuna ini sebelum masuk ke Candi ada aturan harus menggunakan kain batik denga biaya sewa Rp5.000,-/orang. 


Makvee iseng bertanya ke mbak-mbak pengelola apa maksudnya harus menggunakan kain batik, dan mbak itu menjawab bahwa itu sebagai kekhasan ketika mengunjungi Candi Arjuna tidak ada maksud khusus, seperti untuk menjaga kesopanan dan aturan adat lainnya. Candi Arjuna hanyalah salah satu bangunan candi di Kompleks Percandian Arjuna, Dieng. 


Di sekitarnya terdapat Candi Srikandi, Candi Semar, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Candi Arjuna sendiri terletak paling utara dari deretan percandian di kompleks tersebut. Sementara itu, Candi Semar adalah candi perwara atau pelengkap dari Candi Arjuna. Kedua bangunan candi ini saling berhadapan.  Suasana sendu terlihat, bahwa Candi (menurut Makvee) tersebut kurang pemeliharaan walaupun saat Makvee datang Candi sedang dalam pemugaran. 


Di sekitarnya berdekatan dengan kebun kentang dan kebun kol milik warga.  Ada juga kebun bunga milik warga yang berada di sekitar kompleks candi. Setelah puas berfoto Makvee melanjutkan jalan ke arah atas menuju tempat tujuan selanjutnya. 


Selama perjalanan menuju parkiran atas, Makvee banyak melihat manusia berkostum yang siap untuk diajak berswafoto. 


Hmm Makvee sarankan berbagi berkat buat mereka ajak mereka foto dan beri uang seikhlasnya ya, biar mereka juga mendapatkan penghasilan dari hasil menggunakan kostum mereka yang lucu. ❤☺

2. Kawah Sikidang Dieng


Objek wisata ke-2 yang Makvee kunjungi adalah Kawah Sikidang Dieng. Harga tiket masuknya Rp15.000,- untuk wisatawan WNI dan Rp30.000,- untuk wisatawan WNA. 


Kesan Makvee pas sampai parkirannya adalah tempatnya kotor dan banyak sampah terutama di area parkiran. Untuk menuju lokasi kawah Makvee harus melewati pasar tempat jualan oleh-oleh yang sungguh menggoda sisi konsumtif Makvee buat belanja. 






Apalagi kentang dan cabe yang nampak menggoda. Sampai di Kawah Sikidang yang Makvee lakukan adalah mencari angle foto agar tidak terlalu kelihatan bocor dan ternyata itu sulit karena saking banyaknya orang yang berkunjung ke Kawah Sikidang Dieng ini. Beneran itu Makvee lihat dari atas sudah seperti kolam berisi cendol karena begitu ramainya. 

Hmmmm Makvee Cuma membatin bakalan sulit buat dapat foto yang ga bocor. Yasudahlah yaa. Yang seru adalah banyak spot foto di perjalanan menuju ke kawah. Juga ada persewaan motor worr worr worrr yang seru juga disewa saat berkunjung kesana.


Selesai menikmati Kawah Sikidang yang sejuk dan beraroma belerang perjalanan Makvee dan teman-teman melanjutkan ke Telaga Warna.

3. Telaga Warna

Jalan menuju Telaga Warna kami tempuh kurang lebih 1 km dari pintu masuk. Harga tiket dengan perbedaan yang begitu jauh antara wisatawan WNI dan WNA sempat membuat Makvee terheran-heran. Entahlah! Tapi menurut saya harganya terlalu mahal dan selisih tiket antara wisatawan WNI dan WNA sangat jauh. Tapi apa boleh buat, itu mungkin sudah menjadi kebijakan daerah.



Makvee berjalan dikelilingi oleh hutan alam yang sejuk perjalanan terasa menyenangkan karena suasana dingin yang terasa. 


Menurut mitos yang beredar, Telaga Warna Dieng merupakan tempat mandi para Dewi. Telaga Warna Dieng ini merupakan salah satu destinasi wisata para pendaki gunung. 

Telaga Warna Dieng ini memiliki luas sekitar 39 hektar. Juga Telaga Warna Dieng ini terbentuk karena letusan gunung purba. Di area wisata Telaga Warna Dieng ini juga ada berbagai macam Gua Alam, salah satu yang tersohor adalah Gua Alam Pertapaan Mandala Sari.

Telaga Warna Dieng ini memang unik, karena warnanya yang dapat berubah-ubah, terkadang hijau, biru kuning bahkan warna pelangi. Karena kabut mulai datang dan gerimis mulai turun kami melanjutkan ke Bukit Ratapan Angin, namun saat sampai disana hujan deras mengguyur dan Makvee dan teman-temanpun tidak dapat mengambil foto pemandangan karena kabut pun menutup semuanya. Ditambah udara dingin yang menusuk membuat Makvee akhirnya memutuskan turun setelah hujan agak sedikit reda.
Begitulah perjalanan Makvee dari Yogyakarta menuju Dieng Plateau surga para dewa dewi, sampai jumpa di cerita piknik asyik berikutnya. Salam Sehat.


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

A Travel Enthusiast, Hotel Reviewer, and Food Lovers. Terima kasih sudah berkunjung ke dunia kecil Makvee.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Review Jujur Estuary Cafe Yogyakarta
  • Review Jujur Vitabumin Lacta Honey
  • Yogyakarta Independent School : PYP Costume Parade
  • Kreasi Salad Buah Yogurt Hasil Belanja di Toko Buah Sayurbox
  • Review Jujur Le Mindoni Cafe
  • Menikmati Lezatnya Gelato di Massimo Gelato Jogja
  • Kenapa Saya Memilih Menikah Secara Katolik?
  • SOBATKU Tabungan Online Penuh Manfaat
  • Qwords mengadakan Ramadan Bermakna Bertajuk “100 Mangkuk Bakso untuk Anak Yatim”
  • Litto Recreational Resto Tempat Romantis di Dlingo Bantul

Categories

Travel Kuliner hotel hotel review Hotel Jogja Travelling

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • Maret 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Agustus 2022 (2)
  • Juni 2022 (2)
  • Mei 2022 (1)
  • April 2022 (31)
  • Maret 2022 (5)
  • Februari 2022 (3)
  • Desember 2021 (1)
  • Juni 2021 (1)
  • Mei 2021 (4)
  • April 2021 (2)
  • Maret 2021 (2)
  • Februari 2021 (4)
  • Januari 2021 (2)
  • Desember 2020 (8)
  • November 2020 (3)
  • Oktober 2020 (3)
  • September 2020 (3)
  • Agustus 2020 (1)
  • Mei 2020 (1)
  • Maret 2020 (2)
  • Februari 2020 (7)
  • Januari 2020 (1)
  • Desember 2019 (2)
  • November 2019 (3)
  • Oktober 2019 (2)
  • Agustus 2019 (4)
  • Juli 2019 (5)
  • Juni 2019 (10)
  • Mei 2019 (27)
  • April 2019 (5)
  • Maret 2019 (2)
  • Februari 2019 (2)
  • Januari 2019 (1)
  • Desember 2018 (5)
  • November 2018 (1)
  • Oktober 2018 (2)
  • September 2018 (2)
  • Agustus 2018 (2)
  • Juni 2018 (2)
  • November 2017 (1)
  • Mei 2017 (1)
  • Februari 2017 (2)
  • September 2016 (1)
  • Februari 2016 (1)
  • Agustus 2015 (1)
  • Juli 2015 (1)
  • Juni 2015 (2)
  • Mei 2015 (4)
  • November 2014 (1)
  • Oktober 2014 (1)

Komunitas Blogger Jogja

Komunitas Blogger Jogja

BLogger Perempuan Network

BLogger Perempuan Network

Komunitas Emak Blogger

Komunitas Emak Blogger

Popular

  • Review Jujur Estuary Cafe Yogyakarta
    Hari Sabtu di awal Juli saya dan 2 teman saya menembus kemacetan Jogja. Awalnya kami berniat untuk menikmati senja di Rooftop Satoria Hotel...
  • Menikmati Lezatnya Gelato di Massimo Gelato Jogja
    Yeay yeayy yeayy kali ini Makvee mau cerita-cerita soal yang manis-manis. Tentang hal yang manis bukan melulu soal asmara lhoo yaaa. Di...

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template