Makvee Story

Travel Enthusiast, Hotel Reviewer, and Food Lovers

  • Home
  • Travel
  • Kuliner
  • Hotel
  • Lifestyle
  • Contact Us
Hi Gaes, gimana kabar kalian, semoga selalu baik dan sehat di tengah pandemi covid-19. Siapa yang kangen piknikkkk, ngacung? ahh Makvee ngacungin jari paling cepet deh. Iya Makvee udah kangen piknik banget nih. Kangen panas-panas-an bertelanjang kaki lari-larian di pantai, hunting foto di malioboro, makan sate di malioboro, keliling taman sari, menyentuh dinding dingin candi, dan ngadem di hutan pinus. Makvee tuh kangenn kangennn banget jalan-jalan.

Nah kali ini Makvee mau cerita salah satu perjalanan Makvee sebelum Covid-19. Makvee berkunjung ke candi favorit Makvee, yaitu Candi Plaosan.



Lokasi

Candi Plaosan sendiri adalah sebutan untuk kompleks percandian yang terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Letak Candi Plaosan ini lebih kurang satu kilometer ke arah timur-laut dari Candi Sewu atau Candi Prambanan. Deketan pokoknya, jadi menurut Makvee eman-eman rasanya kalau sudah ke Candi Prambanan tapi tidak ke Candi Sewu atau ke Candi Plaosan. Walaupun 2 Candi terakhir memang kurang tenar dibanding Candi Prambanan.

Sejarah
Makvee membaca catatan sejarah mengenai Candi Plaosan, bahwa Kompleks Candi Plaosan dibangun pada pertengahan abad ke-9. Kompleks Candi Plaosan terbagi menjadi dua bagian, yakni Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Kedua candi memiliki teras segi empat yang dikelilingi dinding tempat semedi berbentuk seperti gardu di bagian barat serta stupa di sisi lainnya. Karena kesamaan hal tersebut, maka Candi Plaosan kerap disebut sebagai candi kembar.


Sebutan Candi Kembar memang layak disematkan pada Candi Plaosan yang cantik ini. Entah kenapa Makvee ti9ap kali berkunjung ke Plaosan selalu merasakan sisi romantis dari Candi Plaosan Kidul maupun Candi Plaosan Lor.

Usut punya usut setelah Makvee membaca beragam literatur mengenai Candi Plaosan. Candi ini disebut sebagai candi yang menyatukan cinta. Candi Plaosan dianggap sebagai bukti nyata bahwa kekuatan cinta mampu menyatukan sekat perbedaan. Yaaa apalagi kalau bukan perbedaan, adat, budaya, suku, agama, isu ini ternyata sudah ada di Indonesia bahkan mungkin sebelum pertengahan abad ke-9. Candi cantik favorit Makvee ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang beragama Hindu untuk sang Istri atau permaisuri terkasihnya Pramodyawardani yang memeluk Budha.

Perbedaan agama di antara Rakai Pikatan dan Pramodyawardani nyatanya bukanlah alasan untuk menghilangkan cinta yang telah tumbuh. ini kalau ada soundtracknya Makvee kasih lagunya Rosa yang judulnya "Jangan Hilangkan Dia"
Karna malam ini
Saat yang terindah bagi hidupku
Oh Tuhan jangan hilangkan dia
Dari hidupku selamanya
Sungguh ku tak ingin
Hatiku jadi milik yang lainnya
Ku bersumpah kau sosok yang tak mungkin
Kutemukan lagi

Ecieeee dehh ahh
Namun memang benar Makvee percaya cinta hadir di dunia ini bisa menjadi alat untuk menyatukan perbedaan. Rakai Pikatan memutuskan untuk mendirikan sebuah bangunan, Candi Plaosan, bagi istrinya, Pramodyawardani. Rakai Pikatan berasal dari Dinasti Syailendra merupakan pemeluk Hindu. Namun karena cintanya kepada sang istri yang adalah pemeluk Budha, dia pun membuatkan tempat pemujaan berupa Candi Budha dengan sedikit sentuhan arsitektur Hindu. Kurang romantis apa coba.

Tata Letak

Masing-masing kelompok candi, baik Candi Plaosan Lor dan Plaosan kidul memiliki halaman yang cukup luas dan dilapisi rumput hijau. Dari pahatan relief di antara dua candi induk, Makvee bisa melihat bagaimana perasaan cinta sungguh dihadirkan di dalam setiap detail pembangunan Candi ini. Relief candi induk sebelah selatan yang menggambarkan laki-laki, bermakna bentuk kekaguman Pramodyawardani terhadap suaminya. Sedangkan relief di candi utara yang menggambarkan perempuan dianggap sebagai luapan cinta Rakai Pikatan kepada sang istri.

Teras di di Candi Plaosan sangat halus dan berbeda dengan teras candi lain yang dibangun pada kurun waktu yang sama. Menurut beberapa ilmuwan yang meneliti Candi Plaosan, besar kemungkinan teras tersebut digunakan sebagai vihara tempat beribadah umat Buddha. Hal ini semakin menegaskan bahwa Candi Plaosan selain menjadi bukti cinta, juga menjadi simbol toleransi antar umat beragama yang berbeda sudah ada sejak lama. Meski sang raja Rakai Pikatan beragama Hindu dia tetap memberikan kebebasan kepada istri dan warganya untuk memeluk keyakinan yang berbeda. Candi Plaosan bukan hanya menjadi tanda bersatunya dua wangsa besar, Syailendra dan Sanjaya, namun juga menjadi bukti nyata toleransi umat beragama.



Mengunjungi Plaosan tidak hanya mengajarkan Makvee makna kekuatan cinta namun juga makna toleransi yang sebenarnya. Jadi kapan kalian berkunjung kesini?
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

A Travel Enthusiast, Hotel Reviewer, and Food Lovers. Terima kasih sudah berkunjung ke dunia kecil Makvee.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Review YATS Colony Jogja
  • Review Jujur Sate Ratu (Sate Kanak dan Sate Merah)
  • Review Jujur Staycation di The Alana Malioboro Hotel
  • Review Jujur Le Mindoni Cafe
  • Blogging: Mesin Waktu Paling Personal yang Pernah Aku Miliki
  • Pahitnya Hidup yang Ditutupin Pake Selimut Rendah Hati
  • Review Jujur Menginap di Zest Hotel Yogyakarta
  • Dulu Pejuang Garis Dua, Sekarang Pejuang Garis Satu
  • Ngramban: Hobi Emak-Emak Milenial yang Sakti Mandraguna
  • Nyaman dan Nikmatnya Menginap di Business Suite Swiss-Belboutique Yogyakarta

Categories

Travel Kuliner hotel Travelling hotel review Hotel Jogja

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • April 2025 (3)
  • Maret 2025 (13)
  • Mei 2024 (2)
  • April 2024 (1)
  • Maret 2024 (2)
  • Januari 2024 (1)
  • November 2023 (1)
  • Oktober 2023 (1)
  • September 2023 (2)
  • Mei 2023 (2)
  • April 2023 (1)
  • Maret 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Agustus 2022 (2)
  • Juni 2022 (2)
  • April 2022 (31)
  • Maret 2022 (5)
  • Februari 2022 (2)
  • Desember 2021 (1)
  • Juni 2021 (1)
  • Mei 2021 (3)
  • April 2021 (2)
  • Maret 2021 (2)
  • Februari 2021 (4)
  • Januari 2021 (2)
  • Desember 2020 (8)
  • November 2020 (3)
  • Oktober 2020 (3)
  • September 2020 (3)
  • Agustus 2020 (1)
  • Mei 2020 (1)
  • Maret 2020 (2)
  • Februari 2020 (7)
  • Januari 2020 (1)
  • Desember 2019 (2)
  • November 2019 (3)
  • Oktober 2019 (2)
  • Agustus 2019 (4)
  • Juli 2019 (5)
  • Juni 2019 (10)
  • Mei 2019 (27)
  • April 2019 (5)
  • Maret 2019 (2)
  • Februari 2019 (2)
  • Januari 2019 (1)
  • Desember 2018 (5)
  • November 2018 (1)
  • Oktober 2018 (2)
  • September 2018 (2)
  • Agustus 2018 (2)
  • Juni 2018 (2)
  • November 2017 (1)
  • Mei 2017 (1)
  • Februari 2017 (2)
  • September 2016 (1)
  • Februari 2016 (1)
  • Agustus 2015 (1)
  • Juli 2015 (1)
  • Juni 2015 (2)
  • Mei 2015 (4)
  • November 2014 (1)
  • Oktober 2014 (1)

Komunitas Blogger Jogja

Komunitas Blogger Jogja

BLogger Perempuan Network

BLogger Perempuan Network

Komunitas Emak Blogger

Komunitas Emak Blogger

Popular

  • Review Jujur Sate Ratu (Sate Kanak dan Sate Merah)
    Yummmmy Senja menyapa perutpun berbunyi, tanda tubuh bahwa saatnya makan. Teringat sate favorit yang berada di area Jogja Paradise. Cu...
  • Review Jujur Le Mindoni Cafe
    Hi Nongkrongers? Apa kabar? Aku harap kalian baik dan sehat ya. Sebagai high quality single, Makvee pasti sangat selow dan woles ka...

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template