Makan Siang di Gadjah Wong Restoran



Di hari Sabtu yang cerah Makvee melangkahkan kaki di satu restoran yang dari luar nampak rimbun. Restoran ini cukup terkenal di Yogyakarta. Disambut dengan ramah oleh Kak Rosi (saya baru tahu namanya setelah meminta tolong Kak Rosi memfotokan saya).

Gadjah Wong Resto ini berada di area yang cukup strategis  di Jl. Affandi No.79D, Soropadan, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281. Ada 2 pintu yang tersedia. Lewat belakang lewat jembatan merah belok kiri atau lewat pintu depan dari arah utara Jalan Affandi keduanya sama-sama memiliki lahan parkir yang cukup memadai.



Sebelum masuk Makvee tentunya mengikuti protokol kesehatan. Mencuci tangan, mengikuti pengukuran suhu dengan thermogun, dan menggunakan masker sebelum masuk area Gadjah Wong Restoran.

Sekilas Sejarah


Sebelum dibangun menjadi Gadjah Wong Resto yang cantik. Tanah tempat berdirinya Gadjah Wong Resto adalah tanah yang labil, tidak terawat, dan menjadi pembuangan sampah. Bahkan hingga tahun 1995 lahan tersebut hanya menjadi tempat pembuangan sampah yang justru memperparah kondisi tanah dan semakin memperparah polusi udara, air, tanah, dan lingkungan.

Ibu Yani yang saat itu sering melewati lahan kritis tersebut sejak masa kuliah bertekad untuk melakukan perubahan, misi utamanya adalah menjadikan lahan tersebut menjadi lebih hijau. Lalu mulailah pada tahun 1996, Ibu Yani mulai melakukan pembersihan, penataan dan penghijauan kembali di lahan tersebut. Rata-rata tumbuhan dan pohon yang ada di lahan tersebut diambil dari Klaten tempat asal Ibu Yani. Lingkungan yang semula menyedihkan berubah menjadi lingkungan yang hijau dan tentu saja asri. Singkat cerita kemudian berdirilah Gadjah Wong Resto di tempat itu yang kemudian resmi dibuka pada tanggal 25 Desember 1997. 

Kenapa diberi nama Gadjah Wong? Nama restoran ini diambil dari nama sungai tadi. Sebenarnya ada versi sejarah yang didapat Bu Yani dari cerita seorang kakek saat Bu Yani sedang berada di pinggir sungai. Gadjah Wong berasal dari 2 kata Gadjah dan Wong. Gadjah berarti hewan nama hewan gajah dan Wong berarti manusia. Gajah memiliki nama lain Ganesha. Ganesha memiliki bentuk tubuh manusia dengan kepala gajah. Bagi pemeluk Hindu, Ganesha adalah Dewa Pengayom, Dewa Kecerdasan, dan Dewa Kebijaksanaan.

Tentang Ganesha

Ganesha adalah salah satu dewa yang ada dalam mitologi Hindu. Ganesha seorang dewa berbadan manusia dan berkepala gajah. Ganesha mendapat banyak julukan yang salah satunya adalah Dewa Ilmu Pengetahuan. Makvee menemukan dari berbagai sumber bahwa tangan kanan Ganesha memegang patahan gading. Patahan gading yang ada dalam genggaman tangan kanannya ia gunakan untuk menulis, entah itu di batu, kayu, dan lain sebagainya untuk mengajari manusia ilmu pengetahuan. Jadi tidak heran kan kalau Ganesha ini digunakan sebagai lambang dari salah satu universitas negeri ternama di Indonesia dan juga salah satu tempat bimbingan belajar yang ada di Yogyakarta. Tangan kiri Ganesha selalu memegang mangkok yang isinya tidak lain adalah ilmu pengetahuan. Belalainya digambarkan selalu masuk ke dalam mangkok tersebut yang artinya ia selalu menyerap ilmu pengetahuan. Jadi kalau sempat kita perhatikan dengan teliti, ia hanya memiliki 1 gading saja yaitu gading di sebelah kiri.

Gadjah Wong Restoran

Gadjah Wong Restoran mengusung konsep garden restaurant, memiliki lahan seluas 1500 m². Memiliki desain yang unik karena perpaduan antara Jawa, Bali, dan Eropa sehingga setiap sudutnya memang menyuguhkan arsitektur bangunan dan pemandangan kehijauan yang memanjakan pemandangan mata. Ibu Benedikta Setiyani menjelaskan bahwa saat membangun Gadjah Wong Resto kontur tanah yang tidak rata bukan menjadi penghalang, justru dengan hanya mengikuti kontur tanan gaya arsitektur yang ada di Gadjah Wong Restoran  akan memberikan kesan dan pengalaman yang berbeda dari restoran lain yang ada di Yogyakarta. Gajah Wong Garden Restaurant dibagi menjadi tiga ruang dengan karakter yang berbeda-beda. Mengacu pada konsep melestarikan bangunan budaya.

Ada gamelan, kursi kayu, serta pohon bunga kamboja di berbagai sudut adalah konsep Bali yang dihadirkan melalui penataan taman hijau. Makvee sendiri kemarin berkeliling ke semua sudut ruangan dan merasakan sendiri bahwa kontur tanah yang berundak dan tidak rata justru menjadi kelebihan dan menghasilkan taman yang lebih menarik. Budaya Jawa dihadirkan karena ada bangunan Joglo.




Sedangkan konsep bangunan Eropa hadir pada lorong, ruang bawah tanah, tangga yang menurun serta pintu-pintu yang ada pada beberapa ruangan yang ada di Gajah Wong seperti ruang monyet dan ruang bebek.



Melalui Gadjah Wong Ibu Yani ingin mengatakan bahwa sungai sejatinya bukanlah tempat membuang sampah, jika kita mencintai alam salah satunya melakukan hal baik pada sungai, maka, sungai pasti akan memberikan keindahan alami. Dengan lebih menghargai alam, maka alampun akan memberikan kenyamanan untuk manusia.


Tadi Makvee sudah menyebut 2 ruangan ruang bebek dan ruang gajah. Gadjah Wong memiliki  ruangan utama yang memiliki karakter yang unik. Mengingat cerita dari Bu Yani, ruang gajah tentunya ada karena gajah menyimpan makna yang mendalam bagi Bu Yani. Hewan Gajah merupakan hewan favoritnya, dan memiliki filosofi yang kuat dalam perjalanan hidup Bu Yani.


Di Ruang Gajah bisa digunakan untuk live musik, demikian dengan Ruang Bebek yang biasanya ada live musik jazz, namun karena masa pandemi jadi kegiatan cukup banyak yang dikurangi, dan ada pula dengan nuansa Bali dengan iringan musik gamelan. 

Makvee duduk di salah satu kursi di ruang gajah. Nyaman sekali, Makvee mulai memesan makanan dan minuman. Makvee memesan Mango Almond, Snacknya Makvee pilih Cheese Springrolls, Saladnya Makvee pilih Nicoise salad with tuna boiled egg and baguette, Main Course Makvee pilih Chilli Con Carne. Setelah lunch Makvee masih bersantai sore sambil menikmati pemandangan sungai Gadjah Wong ditemani Strawberry Crumb Cake dan Caramel Latte.

Food and Beverage Review

Mango Almond


Ternyata Mango-Almond ini adalah plain Yogurt dan Mango bercampur dibuat 2 layer dengan sprinkle sprinkle almond di dalamnya. Segarnya Mango dan kriuk almond membuat Makvee menyedotnya hingga tetes terakhir. Bukan lagi, ini adalah home-made yogurt, dan bibitnya berasal dari Negara Armenia. Sehat karena tanpa gula, cocok bagi kalian yang sedang diet tapi tetap mau minum-minuman segar.


Cheese Springrolls


Meleleh karena dalamnya keju lembut yang lumer, gurihnya pas, dan kriuknya sungguh menggoyang lidah.

Nicoise salad with tuna boiled egg and baguette

Saladnya juara, bisa dibayangkan kesegarannya, sayurnya benar-benar crunchy dan fresh.


Chilli Con Carne


Ada nasi, dan diatasnya adalah daging sapi yang dimasak dengan kacang merah, tomat, paprika, daun thyme, dihidangkan bersama jagung manis dan tortilla yang digunakan sebagai tempat salad, kriuk dan segar bersamaan. Yummmyyyy

Demikian Cerita Makvee makan siang di Gadjah Wong Resto. Kamu kapan kesini? 

Stay Happy and Stay Healthy ya Good People

Gadjah Wong Garden Restaurant

Jalan Gejayan (Affandi) Yogyakarta 55281

Tel : +62 274 588294, +62 274 542815

Fax : +62 274 4362089

WhatsApp (WA) 081227404433

E-mail : yogya@gadjahwong.com

IG: @gadjahwong


1 comments

  1. menunya bikin laper banget sih Ceu, aku belum makan siang, pengen banget, kalau ke Yogyakarta ajak aku ke sini Ceu, aku lupa2 belum apa pernah ke sini, suka hijau2 nya

    BalasHapus