Makvee Story

Travel Enthusiast, Hotel Reviewer, and Food Lovers

  • Home
  • Travel
  • Kuliner
  • Hotel
  • Lifestyle
  • Contact Us

Hai hai semuanya November telah tiba. Biasanya nih November banyak yang pakai tanggalnya untuk menikah. Makvee sendiri adalah salah satu member November karena nikahnya di bulan November. 


Tantangannya banyak ya yang mau nikah November. Seperti kata orang Jawa bulan yang berakhir 'ber' itu artinya gedhe-gedhene sumber. Artinya emang sering banget hujan. Dan di pengalaman pernikahanku memang hujan lagi deres-deresnya. Apalagi saat itu aku nikahnya di awal-awal bulan November jadi lumayan effort persiapannya.


Mau gak mau pake pawang hujan lokal di sekitar rumah yang emang udah terkenal ampuh. Tapi itu emang dari keluargaku yang nembusin ke Mbah tersebut. Dan emang beneran ga hujan lhooo pas acara. Baru acara resepsi kelar bresss langsung hujan.

Eits tapi kali ini aku mau bahas soal salah satu prosesi di nikahanku ya namanya Panggih.

Prosesi tersebut mulai dari prosesi Siraman hingga Panggih. Apa itu Panggih? Panggih merupakan prosesi yang disebut sebagai Dhaup atau Temu. Di dalam prosesi Panggih sendiri, ada banyak prosesi lain lagi di dalamnya yang salah satunya adalah Wijikan (istri mencuci kaki suami). Sebentar sebentar jangan teriak patriarki dulu sebentar. Kan emang orang Jawa ada sisi patriarkisnya sejak jaman dahulu kala. 


Prosesi wijikan juga sering disebut sebagai ranupada. Ranu artinya air dan pada artinya membasuh kaki. Jadi ranupada bisa diartikan sebagai prosesi membasuh kaki dengan air. Dalam prosesi ini, mempelai perempuan mencuci kaki suami di dalam bokor atau wadah khusus berisi air kembang. Biar kakinya wangi tho yaaa. Untung kaki suamiku kemarin tak suruh luluran dulu hahahahha


Wijikan dilakukan sebagai simbolisasi bakti mempelai perempuan ke mempelai pria. Ini juga bermakna untuk menghilangkan sukreta atau halangan dalam diri kedua mempelai agar perjalanan menuju rumah tangga atau keluarga bahagia lebih mudah. Josss banget kannn..
Prosesi ini bertujuan agar kedua pasangan dijauhkan dari segala kesulitan serta mara bahaya saat membangun rumah tangga bersama kelak.


Setelah prosesi wijikan selesai dilakukan, mempelai pria biasanya akan membantu istri bangun dan mengajaknya ke kursi pelaminan. Ini sebagai simbol bahwa suami juga harus menjadi pelindung serta menghargai istri yang telah berbakti padanya. Jadi sebenarnya saling ya, suami pengertian dan menghargai istri. Istri juga harus tulus ikhlas melayani suami.

 
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

A Travel Enthusiast, Hotel Reviewer, and Food Lovers. Terima kasih sudah berkunjung ke dunia kecil Makvee.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Review Jujur Sate Ratu (Sate Kanak dan Sate Merah)
  • Review Jujur Le Mindoni Cafe
  • Review YATS Colony Jogja
  • Review Jujur Staycation di The Alana Malioboro Hotel
  • Blogging: Mesin Waktu Paling Personal yang Pernah Aku Miliki
  • Sandang, Pangan, Papan: Tiga Serangkai Wasiat Ibu
  • SAT SET BERSAMA KEVIN: CERITA PERJUANGAN SEORANG KURIR JNE DI UJUNG TIMUR INDONESIA
  • Ceradan dan Drama Kulit Keringku: Review Ibu Tiga Anak yang Kulitnya Nggak Bisa Diajak Kompromi
  • Review Lilmunch: Enak, Tapi Dompet Meringis
  • Luna Maya, Maxime, dan Harapan Kami: Catatan dari Ibu Tiga Anak yang Sudah Lelah Jadi Tumbal Patriarki

Categories

Travel Kuliner hotel Travelling hotel review Hotel Jogja

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • Juni 2025 (1)
  • Mei 2025 (5)
  • April 2025 (3)
  • Maret 2025 (13)
  • Mei 2024 (2)
  • April 2024 (1)
  • Maret 2024 (2)
  • Januari 2024 (1)
  • November 2023 (1)
  • Oktober 2023 (1)
  • September 2023 (2)
  • Mei 2023 (2)
  • April 2023 (1)
  • Maret 2023 (1)
  • Januari 2023 (1)
  • Agustus 2022 (2)
  • Juni 2022 (2)
  • April 2022 (31)
  • Maret 2022 (5)
  • Februari 2022 (2)
  • Desember 2021 (1)
  • Juni 2021 (1)
  • Mei 2021 (3)
  • April 2021 (2)
  • Maret 2021 (2)
  • Februari 2021 (4)
  • Januari 2021 (2)
  • Desember 2020 (8)
  • November 2020 (3)
  • Oktober 2020 (3)
  • September 2020 (3)
  • Agustus 2020 (1)
  • Mei 2020 (1)
  • Maret 2020 (2)
  • Februari 2020 (7)
  • Januari 2020 (1)
  • Desember 2019 (2)
  • November 2019 (3)
  • Oktober 2019 (2)
  • Agustus 2019 (4)
  • Juli 2019 (5)
  • Juni 2019 (10)
  • Mei 2019 (27)
  • April 2019 (5)
  • Maret 2019 (2)
  • Februari 2019 (2)
  • Januari 2019 (1)
  • Desember 2018 (5)
  • November 2018 (1)
  • Oktober 2018 (2)
  • September 2018 (2)
  • Agustus 2018 (2)
  • Juni 2018 (2)
  • November 2017 (1)
  • Mei 2017 (1)
  • Februari 2017 (2)
  • September 2016 (1)
  • Februari 2016 (1)
  • Agustus 2015 (1)
  • Juli 2015 (1)
  • Juni 2015 (2)
  • Mei 2015 (4)
  • November 2014 (1)
  • Oktober 2014 (1)

Komunitas Blogger Jogja

Komunitas Blogger Jogja

BLogger Perempuan Network

BLogger Perempuan Network

Komunitas Emak Blogger

Komunitas Emak Blogger

Popular

  • Review Jujur Sate Ratu (Sate Kanak dan Sate Merah)
    Yummmmy Senja menyapa perutpun berbunyi, tanda tubuh bahwa saatnya makan. Teringat sate favorit yang berada di area Jogja Paradise. Cu...
  • Review Jujur Le Mindoni Cafe
    Hi Nongkrongers? Apa kabar? Aku harap kalian baik dan sehat ya. Sebagai high quality single, Makvee pasti sangat selow dan woles ka...

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template