Wijikan Satu Prosesi Tanda Bakti Istri Kepada Suami


Hai hai semuanya November telah tiba. Biasanya nih November banyak yang pakai tanggalnya untuk menikah. Makvee sendiri adalah salah satu member November karena nikahnya di bulan November. 


Tantangannya banyak ya yang mau nikah November. Seperti kata orang Jawa bulan yang berakhir 'ber' itu artinya gedhe-gedhene sumber. Artinya emang sering banget hujan. Dan di pengalaman pernikahanku memang hujan lagi deres-deresnya. Apalagi saat itu aku nikahnya di awal-awal bulan November jadi lumayan effort persiapannya.


Mau gak mau pake pawang hujan lokal di sekitar rumah yang emang udah terkenal ampuh. Tapi itu emang dari keluargaku yang nembusin ke Mbah tersebut. Dan emang beneran ga hujan lhooo pas acara. Baru acara resepsi kelar bresss langsung hujan.

Eits tapi kali ini aku mau bahas soal salah satu prosesi di nikahanku ya namanya Panggih.

Prosesi tersebut mulai dari prosesi Siraman hingga Panggih. Apa itu Panggih? Panggih merupakan prosesi yang disebut sebagai Dhaup atau Temu. Di dalam prosesi Panggih sendiri, ada banyak prosesi lain lagi di dalamnya yang salah satunya adalah Wijikan (istri mencuci kaki suami). Sebentar sebentar jangan teriak patriarki dulu sebentar. Kan emang orang Jawa ada sisi patriarkisnya sejak jaman dahulu kala. 


Prosesi wijikan juga sering disebut sebagai ranupada. Ranu artinya air dan pada artinya membasuh kaki. Jadi ranupada bisa diartikan sebagai prosesi membasuh kaki dengan air. Dalam prosesi ini, mempelai perempuan mencuci kaki suami di dalam bokor atau wadah khusus berisi air kembang. Biar kakinya wangi tho yaaa. Untung kaki suamiku kemarin tak suruh luluran dulu hahahahha


Wijikan dilakukan sebagai simbolisasi bakti mempelai perempuan ke mempelai pria. Ini juga bermakna untuk menghilangkan sukreta atau halangan dalam diri kedua mempelai agar perjalanan menuju rumah tangga atau keluarga bahagia lebih mudah. Josss banget kannn..
Prosesi ini bertujuan agar kedua pasangan dijauhkan dari segala kesulitan serta mara bahaya saat membangun rumah tangga bersama kelak.


Setelah prosesi wijikan selesai dilakukan, mempelai pria biasanya akan membantu istri bangun dan mengajaknya ke kursi pelaminan. Ini sebagai simbol bahwa suami juga harus menjadi pelindung serta menghargai istri yang telah berbakti padanya. Jadi sebenarnya saling ya, suami pengertian dan menghargai istri. Istri juga harus tulus ikhlas melayani suami.

 

0 comments