SAYA GEMES SAMA PEREMPUAN YANG HOBBY MERENDAHKAN PEREMPUAN LAIN


Rame kata-kata dari netijen
Sibuk raih prestasi, bergerak menggelar resepsi.
Haters gonna say 
"yaiyalah dia punya banyak privilege"
"...Tapi perempuan macam Maudy mana tahu soal bumbu dapur"
Dan BLA BLA BLA kejulitan lainnya

Memang ya di Indonesia ini yang sering menjelekkan sesama perempuan ya justru kaumnya sendiri.
Dan dia Maudy mengakui hidupnya dia itu totally full of privilege.

Seorang Maudy Ayunda yang full of Privilege ini memanfaatkannya Privilegenya dengan baik.  You know banyak anak muda sekarang punya privilege tapi tak dimanfaatkan dengan baik bahkan malah terjerumus ke hal negatif. Sebagai sesama perempuan tentu saya mengaguminya. 

Di sisi lain saya mengagumi juga perempuan yang ga punya privilege pun tetap kerja keras buat berprestasi. Kejar beasiswa hingga ke luar negeri dan kejar cita-cita sampe terwujud.

Maudy adalah gambaran perempuan terdidik yang mematahkan anggapan bahwa perempuan itu kerjanya hanya di ranah domestik saja. Dan kata2 ga penting soal Maudy ga paham bumbu dapur itu ga make sense buat saya sih dam sebenarnya ga layak juga disematkan ke perempuan manapun.
Komentar perempuan yang hanya memikirkan bumbu dapur berarti dia tidak melihat perempuan sebagai seorang manusia karena hanya dinilai dari pekerjaan dapur, sumur, kasur duhhh sempit sekali pemikiran macam ini. Mungkin pilihan Maudy tepat pula dan memang sudah takdirnya bertemu laki-laki yang tidak menuntut romantisme "full Service"  macam banyak rumah tangga di Indonesia.
Yang masak harus perempuan
Yang nyuci harus perempuan
Pekerjaan rumah adalah pekerjaan perempuan
Belum lagi kalau perempuan tersebut perempuan bekerja
Betapa crowdednya😂

Dan sejak lama sih saya sudah menolak hal2 macam begini karena kodrat perempuan hanya 3
Menstruasi, Hamil, dan Menyusui
Pekerjaan Domestik bukan kodrat melainkan pekerjaan yang bisa dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan. 

Tapi kembali lagi mau tetap menjalankan karir atau mau jadi full ibu rumah tangga adalah pilihan setiap orang dan tanggung jawab masing-masing orang. Yang paling penting tidak perlulah menjadikan standarmu itu standar orang lain. 

0 comments