Istana Ratu Boko dan Keindahannya (Part 1)


Berjalan-jalan ke suatu tempat takkan lengkap tanpa menggali tentang sejarahnya atau legenda legenda atau cerita cerita rakyat yang mengiringinya. Kalau cerita turun temurun yang saya dengar dari Mbah Kakung dan Mbah Putri  tentanng Ratu Boko. Cerita Ratu Boko dan Bandung Bondowoso. Iya! Cerita tentang cinta yang ditolak dan berujung menjadi Arca di Prambanan. Ada legenda juga yang sangat berbeda dan membuat saya mengernyitkan dahi karena ada versi yang mengatakan bahwa Ratu Boko adalah raksasa yang tinggal di istana Ratu Boko. Ratu Boko sendiri ternyata raksasa yang suka makan manusia dan yang membuat saya tambah ngeri adalah bahwa Kesatria Bandung Bondowoso adalah pembunuh raksasa Ratu Boko.

Saya juga baca dari berbagai sumber ternyata situs Ratu Boko yang asli awalnya diteliti dan dipelajari oleh arkeolog Belanda N.J. Krom. 

N.J. Krom melakukan penelitian mengenai kompleks Ratu Boko mengenai kaitan dengan kerajaan sekitarnya dan dari hasil penelitian ditemukan bahwa ada nama Nagari yang digunakan oleh keluarga Syailendra. Prasasti ini ditemukan di dalam situs Ratu Boko. Namun, masih banyak orang yang meragukan bahwa pernah ada istana yang berdiri di dataran tinggi ini. Sementara saya merasa kompleks Ratu Boko lebih cocok sebagai tempat sembayang karena di sisi timur ada tempat yang luas yang saya pikir itu tempat berdoa atau malah tempat itu panggung untuk pagelaran ah tapi sebelum itu mari kita bahas satu persatu.

Cerita berikutnya adalah sebutan Istana Ratu Boko, ini justru didapat dari orang-orang yang memiliki kelebihan khusus melihat secara mata batin. Ini dibuktikan dari catatan sejarah pula bahwa bangunan megah ini dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, salah satu keturunan Wangsa Syailendra persis seperti penelitian yang dilakukan oleh N.J. Krom. 

Istana Ratu Boko awalnya bukan bernama Istana Ratu Boko, namun bernama Abhayagiri Vihara (yang berarti biara di bukit yang penuh kedamaian) nahhhh kan benar tebak-tebakan saya bahwa Istana Ratu Boko ini juga berfungsi sebagai tempat sembayang. Bahkan tujuan didirikan Istana ratu Boko adalah sebagai tempat menyepi dan memfokuskan diri pada kehidupan spiritual. Memang ketika berada disana saya merasa auranya lain damai dan tenang.

Data Lokasi Istana Ratu Boko


Terletak 196 meter di atas permukaan laut. 

Memiliki Area seluas 250.000 m2 terbagi menjadi empat, yaitu tengah, barat, tenggara, dan timur. 





Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, candi pembakaran, kolam, batu berumpak, dan paseban. 

Bagian tenggara meliputi Pendopo, Balai-Balai, 3 candi, kolam, dan kompleks Keputren. 

Kompleks gua, Stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian timur. Bagian barat pengunjung yang datang kesini akan dimanjakan oleh barisan perbukitan.



Memasuki pintu besar gerbang utama kita akan langsung diarahkan menuju ke bagian tengah. Dua buah gapura tinggi akan menyambut. Gapura pertama memiliki 3 pintu sementara gapura kedua memiliki 5 pintu. Gapura pertama akan ditemukan tulisan 'Panabwara'. Kata itu, berdasarkan prasasti Wanua Tengah III, dituliskan oleh Rakai Panabwara (keturunan Rakai Panangkaran) yang mengambil alih istana. 



Usut punya usut pemakaian nama ini bukan tanpa alasan tapi untuk menunjukkan kekuatan, melegitimasi kekuasaan, dan untuk menunjukkan keagungan dan memberi tanda bahwa bangunan itu adalah bangunan utama.

Berjalan lebih kurang 45 meter dari gapura kedua, kita akan menemui bangunan candi yang berbahan dasar batu putih maka bangunan isi disebut Candi Batu Putih. Berjalan sedikit bila naik kita akan sampai ke Candi Pembakaran. Candi itu berbentuk bujur sangkar (26 meter x 26 meter) dan memiliki 2 teras. Sesuai namanya, candi itu digunakan untuk pembakaran jenasah saya auto merinding lagi tapi melongok ke bagian dalam lubang dan kemudian membayangkan. Selain kedua candi itu, sebuah batu berumpak agak berantakan dan kolam ada di depan 10 meter dari Candi Pembakaran.

Ada sumur bernama Amerta Mantana yang berarti air suci yang diberikan mantra. Dekat tempat pembakaran, bahkan airnya masih digunakan yang artinya masih berfungsi hingga kini. Cerita dari bapak-bapak yang ada di sekitar candi mengatakan bahwa warga desa percaya, air sumur itu dapat membawa keberuntungan bagi pemakainya. Sementara orang-orang Hindu menggunakannya untuk Upacara Tawur agung sehari sebelum Nyepi. Saya masih akan melanjutkan ke arah tenggara dan timur tempat syuting Ada Apa Dengan Cinta kala Rangga dan Cinta sedang menikmati senja. Cerita-cerita soal senja ini akan saya bahas di part berikutnya ya. Stay Safe, Stay Healthy, Stay Happy Everyone.

11 comments

  1. Waktu aku ke Candi Boko juga penasaran seperti apa kehidupan di sana jaman dulu. Berbagai kisah dan penelitian selalu menyertai tempat peninggalan nenek moyang. Btw ini tempatnya bagus banget buat foto.

    BalasHapus
  2. Aku kenal candi ini jauh sebelum tenar seperti hari ini. Jauh sebelum Rangga sama Mbak Cinta ala ala itu menyambanginya.
    Waktu itu kemah alaala di sini. Suka nunggu waktu sorenya tiba. Bagus tempat ini, akan semakin bagus kalau datangnya enggak sendirian

    BalasHapus
  3. Belum pernah ke sini kayaknya deh. Baru ke Candi Prambanan. Kapan-kapan ajak keluarga ke sini ah, bagus banget buat belajar candi.

    BalasHapus
  4. Aku dulu ke sini sebagai tutor mahadiswa Australia program ACICIS. Pakai acara nonton jathilan segala. Tapi pas aku masih kuliah. Jadi jauuuuh sebelum tempat ini viral. Malah ketemu para taruna AD yg sedang berolahraga bawa senapan atau mungkin mereka berlarian itu lagi pura2 perang.

    BalasHapus
  5. ratu boko ini cantik banget apalagi buat sunsetan karena candinya juga menghadap ke barat... tapi sekarang tiket masuk buat sunsetnya cukup mehong buat kantongku

    BalasHapus
  6. Lama banget nggak pernah ke Ratu Boko dan jadi kangen ke sana lagi buat menikmati sunset dan merasakan suasana dan auranya yang bikin damai dan tenang ~

    BalasHapus
  7. Hummmm... aku juga pernah kesana beberapa waktu lalu. Lumayan asyik & makin sejuk kaarena ada penghijauan disana.

    BalasHapus
  8. Selama di Jogja ga pernah ke candi ini, sayang banget tiap kali diajak ke sana ga pernah datangin, mau lah diajal ke sana

    BalasHapus
  9. Aku dulu pas pertama ke sini takjub banget liat gerbang sama bag pemandian. Katanya sih air di pemandian itu kalau buat cuci muka bikin awet muda...patut dicoba..

    BalasHapus
  10. Boko ituuu sungguh eksotik yaaa, terutama di sore hari, anginnyaaaaa... duh jadi kangen kapan lagi bisa ke candi2 buat jalan2 yaaaa

    BalasHapus
  11. Kamu kalau ke sananya sore terus sunset di sana, pas cuacanya lagi cerah, pasti lebih bagus fotonya

    BalasHapus